Thursday, July 5, 2012

Tokoh Wayang : Dewi Madri

Dalam pewayangan mengenal pendekar Pandawa kembar bernama Nakula dan Sadewa. Dewi Madri adalah ibu dari ksatria ini yang merupakan istri kedua dari Prabu Pandu Dewata yang memiliki istri pertama bernama Dewi Kunti yang memiliki tiga putra yaitu : Yudistira, Bima, dan Arjuna.

Dewi Madri adalah putri dari Raja Madra bernama Artayana dan setelah wafat Artayana digantikan oleh putranya atau kakak Dewi Madri yang bernama Narasoma yang bergelar Salya. Dan karena Salya juga Dewi Madri menjadi istri Prabu Pandu Dewata. Sehingga Salya adalah kakak ipar dari Prabu Pandu Dewata.

Pada saat sayembara untuk memperebutkan Dewi Kunti, Narasoma yang memiliki ilmu Candabirawa dapat mengalahkan semua ksatria sehingga berhak untuk mendapatkan Dewi Kunti. Namun, ada seorang ksatria yang datang terlambat sehingga ksatria itu bermaksud untuk pulang tapi ia dicegah oleh Narasoma sang pemenang sayembara.

Sang ksatria yang datang terlambat pada sayembara tidak melayani Narasoma yang menantangnya, tapi karena terus dipaksa dengan janjinya Narasoma akan menyerahkan Dewi Kunti dan adik perempuannya Dewi Madri bila ksatria itu dapat mengalahkannya.

Akhirnya, terjadilah pertarungan sengit antara Narasoma atau Salya dengan ksatria tersebut yaitu Pandu. Ilmu andalan Narasoma yaitu Candabirawa dikeluarkan membuat Pandu kewalahan. Namun akhirnya, Pandu dapat mengalahkan Narasoma atau Salya sehingga mendapat hadiah Dewi Kunti dan Dewi Madri.

Wednesday, June 20, 2012

Tokoh Wayang : Prabu Pandu Dewanata

Pandu dikenal sebagai ayah dari 5 orang putra yang disebut Pandawa. Mereka adalah : Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Tiga putra yaitu : Yudistira, Bima, Arjuna dari istri yang bernama Kunti dan 2 putra yaitu : Nakula dan Sadewa dari istri yang bernama Madri.

Pandu adalah anak dari Wicitrawirya dan mempunyai kakak lelaki dari beda ibu yang bernama Dretarastra. Proses kelahiran Pandu dan Dretarastra adalah ketika Wicitrawirya meninggal karena menderita berpenyakit paru-paru dan tidak meninggalkan keturunan dari istrinya Ambika dan Ambalika. Sepeninggal Wicitrawirya, Ambika dan Ambalika diserahkan kepada Resi Byasa.


Pada saat acara ritual memohon anak, Ambika menutup matanya maka Resi Byasa menyatakan bahwa anaknya kelak akan buta. Dan setelah terlahir anak itu diberi nama Drestarastra. Sedangkan Ambalika selama proses ritual memohon anak wajahnya pucat karena takut, maka Resi Byasa menyatakan bahwa anaknya kelak akan pucat. Dan setelah terlahir anak itu diberi nama Pandu (dalam bahasa Sanskerta, Pandu artinya pucat).

Pandu dikenal sebagai pemanah ulung dan raja bergelar "Prabu Pandu Dewanata" atau "Prabu Gandawakstra" namun Pandu menanggung kutukan bahwa ia akan meninggal bila berhubungan suami istri, maka Pandu tidak memiliki keturunan dari kedua istrinya tersebut. Ini terjadi ketika Pandu berburu dan memanah rusa yang sedang menjalin cinta yang merupakan jelmaan resi maka resi tersebut mengutuk bahwa Pandu akan meninggal bila bersenggama dengan istrinya.

Sumber Gambar : Wikipedia

Tokoh Wayang : Dewi Kunti

Dewi Kunti dikenal sebagai ibu para Pandawa. Ketika bayi, Kunti diberi nama Perta oleh ayahnya yaitu Raja Surasena. Dewi Kunti memiliki seorang kakak lelaki yang bernama Basudewa yang merupakan ayah dari Kresna. Lalu Raja Kuntiboja (saudara sepupu Surasena) karena tidak memiliki keturunan mengadopsi Perta. Dan sejak diadopsi oleh Raja Kuntiboja, nama Perta diganti menjadi Kunti.

Sebelum menikah dengan Pandu, Kunti memiliki seorang putra pemberian dari seorang dewa yang dipanggil oleh Kunti karena Kunti memiliki mantra sakti pemberian dari Resi Durwasa. Mantra ini bernama Adityahredaya yang dapat memanggil dewa-dewi. Dan ketika Kunti mencoba mantra ini sambil memandang matahari terbit, maka dewa Surya langsung datang kepada Kunti sehingga Kunti kaget dan menyuruh dewa Surya untuk kembali. Namun, dewa Surya menyuruh Kunti untuk membuat keinginan apa saja sebelum ia kembali. Kunti tetap tidak menginginkan apa-apa, maka dewa Surya menjadikan Kunti mengandung. Setelah melahirkan, dewa Surya mengembalikan keperawanan Kunti dan lalu kembali ke kahyangan.


Anak itu diberi nama Karna dan karena Kunti tidak menginginkan anak, maka anak tersebut dihanyutkan ke sungai Aswa diberi ciri pakaian perang lengkap, anting-anting dan kalung pemberian dewa Surya. Anak ini ditemukan oleh Adirat, seorang kusir keraton Hastinapura. Selanjutnya anak itu oleh Adirat diberi nama Basusena.

Arti kata Karna adalah "telinga" dan ada juga arti "mahir atau terampil" dalam bahasa sansekerta.

Selanjutnya Kunti menikah dengan raja Hastinapura yaitu Pandu setelah Pandu memenangkan sayembara Prabu Kuntiboja. Pandu lalu menikahi Madri, adik dari Salya dari Kerajaan Madra. Salya kalah tanding dengan Pandu, maka memberikan adiknya itu kepada Pandu. Dan karena Pandu menanggung kutukan bahwa ia akan meninggal bila berhubungan suami istri, maka Pandu tidak memiliki keturunan dari kedua istrinya tersebut.

Akhirnya Pandu dan kedua istrinya meninggalkan kerajaan Hastinapura menuju hutan dan bertapa. Di hutan ini Kunti kembali menggunakan matra yang ia miliki untuk memanggil dewa dan dewi. Kunti memanggil Dewa Yama, Bayu, dan Indra maka ia memiliki tiga putera yaitu Yudistira, Bima, dan Arjuna.

Kunti juga membantu Madri memanggil Dewa Aswin, maka Madri memiliki putera kembar bernama Nakula dan Sadewa. Kisah sedih terjadi pada Madri adalah ketika ia berhubungan suami istri dengan Pandu yang mengakibatkan Pandu meninggal dunia karena kutukan yang ada pada Pandu. Dan sebelum Madri menceburkan diri pada api kremasi untuk menyusul suaminya yaitu Pandu, Madri menitipkan anak kembarnya kepada Kunti agar menganggap Nakula dan Sadewa seperti anak sendiri.

Versi lainnya, Madri mengidam naik Lembu Nandini, wahana Batara Guru. Pandu mohon pada Batara Guru dengan syarat rela berumur pendek dan masuk neraka. Permohonan Pandu dikabul oleh Batara Guru lalu Madri melahirkan bayi kembar bernama Nakula dan Sadewa.

Pandu memiliki kakak tiri dari ibu yang berbeda yaitu Dretarastra yang buta sejak dilahirkan. Dretarastra beristrikan Gandari, puteri Subala, Raja Gandhara yang melahirkan seratus putera yang dikenal dengan nama Korawa yang dalam bahasa Sanskerta artinya "keturunan (raja)" dan ini sudah diramalkan oleh seorang resi sakti bernama Byasa. Maka ketika proses kelahiran korawa adalah dari sebongkah daging. Dibelah daging itu oleh Byasa menjadi seratus potong lalu dimasukkan ke dalam guci dan dikubur selama setahun. Dan setelah setahun digali maka dari setiap daging tersebut tumbuh masing-masing seorang anak lelaki yang semuanya berjumlah seratus.

Disamping seratus anak lelaki, Gandari memiliki seorang anak perempuan bernama Dursala. Dursala bersuamikan Jayadrata raja Kerajaan Sindhu dan Kerajaan Sauwira dan memiliki anak bernama Suratha.

Sumber Gambar : Wikipedia